Rabu, 19 Oktober 2016

Sebuah Hiasan

Posted By: Unknown - 03.34
Hasil gambar untuk angin

Angin berhembus dengan pelannya, hingga tak terasa dingin hanya terasa sejuk. Anehnya, rambut Kamal yang tidak seberpa panjangnya bisa saling melambai karena tertiup angin itu. Pemuda berusia 18 tahun itu sedang memikirkan sesuatu, khawatir angin itu malah membuat ia tertidur. Tapi rasanya tak mungkin, Kamal ditemani gadis cantik yang sedang duduk di sampingnya. Gadis yang telah mengikat dirinya dengan Kamal melalui hubungan sepasang kekasih sejak dua tahun yang lalu. Mereka kini telah sama-sama di tua kan umurnya oleh waktu. Banyak yang harus berubah dari hidup mereka. Perubahan yang mungkin sebagian orang tidak menyukainya, sebab tidak ada yang tahu perubahan akan membawa hidup ke arah mana, bahagia atau sedih. Tapi sekuat apapun manusia menolak perubahan datang, sadar atau tidak manusia justru membutuhkan perubahan itu. Oleh karenanya Tuhan selalu memberikan perubahan di tiap waktu hidup manusia, tanpa izin dari manusianya karena memang kehidupan milikNya.
“apa yang kau pikirkan Kamal?” tanya gadis cantik itu yang memiliki nama Dilla sejak lahir.
“aku ingin membicarakan suatu hal sebenarnya Dil”
“sama aku?”
“bukan. Sama perempuan yang mau menunggu aku.” Jawab Kamal dengan senyum laki-lakinya.
“hah? Maksudnya?”
“aku akan pergi merantau Dil, aku akan kuliah disana.”
“merantau kemana? Kenapa tidak kuliah disini saja, disini kan juga ada perguruan tinggi?”
“merantau ke Jakarta. Aku akan meneruskan pendidikanku ke jurusan kedokteran”
“bukannya bukan dokter cita-cita kamu? Sejak kapan berubah pikiran?” tanya Dilla sambil menyatukan alisnya secara reflek.
“sejak orang tuaku memintanya Dil”
“kan kamu yang akan menjalaninya, kenapa tidak menuruti keinginan kamu?”
“kita ini hidup hanya sekali dan aku tidak tahu kapan akan berakhir. Aku Cuma takut, hidup sudah berakhir lebih dulu sebelum aku memberikan satu keinginan mereka terwujud”
“ya, keinginan yang lain kan bisa.”
“keinginan yang lain mereka bisa dapatkan sendiri. Hanya ini keinginan yang harus aku yang melakukannya.”
“huh ya sudah. Omong-omong banyak gadis cantik disana, apa ini sekalian salam keberakhiran ya?” tanya Dilla dengan wajah yang tidak lagi ada senyum di bibirnya.
“kok kamu bilang gitu. Bukan jarak dan waktu yang akan membuat kita berakhir Dil, tapi ijab kabul.”
“memang bukan jarak dan waktu yang akan membuat kita berakhir, maksud aku bisa jadi perempuan lain yang jadi penyebabnya, hmm”
“hahaha kamu lucu sih, tapi aku suka. Sebegitu khawatirnya ya kamu?”
“ya, menurut kamu saja. Tapi nggak juga sih, disini masih banyak persediaan laki-lakinya.”
“kamu tau nggak, harusnya aku yang khawatir jauh dari kamu.” Ucap Kamal sambil memegang kedua sisi wajah Dila yang sedari tadi memalingkan wajahnya dari Kamal.
“nggak tahu. Kenapa?” jawab Dila datar.
“karena kamu punya banyak hal yang disukai semua laki-laki dan cuma kamu wanita yang memiliki hal yang aku suka” ucap Kamal sambil lagi-lagi tersenyum.
“kamu tahu nggak?” tanya Dila dengan senyum yang ceria.
“apa?”
“laki-laki itu kalau gombal manisnya melebihi sastrawan, dan kalau ketahuan salah membela dirinya melebihi pengacara.” Ucap Dila dengan senyum dipaksa.
Suasana tiba-tiba hening. Kamal atau Dilla sama-sama tak ingin melanjutkan pembicaraan mereka. Bagi Kamal, Dilla adalah wanita yang sangat pengertian. Nanti juga ia akan luluh dan mau menerima keputusan Kamal yang memang sangat berat bagi Kamal sendiri. Di lain sisi, Dila menganggap Kamal adalah laki-laki yang sangat baik, perlahan dengan sangat dipaksa ia mencoba memberikan rasa percayanya pada Kamal. Meskipun pembicaraan mereka sudah selesai, tapi angin masih saja menggoyangkan tubuhnya menyentuh sepasang kekasih yang sedang membayangkan perubahan di hidup mereka. Entah perubahan itu akan membahagiakan atau tidak, mereka sedang menebak-nebaknya.

to be continued



About Unknown

We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright ©

Designed by Templatezy