Wanita cantik? Apa yang ada dipikiran kalian ketika mendengar kalimat kecil itu? Sebagian orang yang tak terima definisi wanita cantik mungkin akan mengatakan bahwa wanita cantik itu yang cantik akhlaknya.  Benarkah? Bukan kah itu klise? Aku tak ingin mempertentangkan pendapat siapapun itu, tapi aku ingin ceritakan tentang pendapatnya, laki-laki yang selalu jujur atas apapun tentang diriku. Dia bilang wanita cantik itu tetap dari fisik. Dia menganalogikan kecantikan wanita dengan kecantikan benda. Jika melihat benda yang cantik pun kita hanya bisa menilai dari fisiknya, sebab benda tak berakhlak apalagi berperasaan. Lalu, apakah cantik itu tidak boleh universal? Tak bolehkah dipakai benda? Entahlah, ini hanyalah masalah perbedaan yang jika berbedapun tak ada yang membuat masuk neraka. Namun, aku hanya setuju saja kata-kata dari dia. Oleh sebab itu, bagiku wanita cantik ya tetap dari wajah dan fisiknya. Tapi apalah arti dari kecantikan wajah dan fisik bila yang bersangkutan akhlaknya tak baik? Itu ibarat makan buah yang segar luarnya tapi busuk dalamnya. Bahkan jika dikasih gratispun tak mau kan?  Pada dasarnya, kecantikan wajah dan fisik hanyalah hiasan. Hal yang sebenarnya dicari oleh setiap pria hanyalah kebaikan akhlaknya, sebab karena akhlak yang baik rasa nyaman yang sejatipun muncul. Sedangkan rasa cantik, apa yangg muncul? hanya kekaguman sementara yang mudah sekali berpindah ke tempat lain.
Kalau begitu haruskah kita para wanita memperbaiki akhlak agar didekati banyak pria? Tidak. Biarlah kita menjadi kita yang seperti ini baiknya, sebaik ini akhlaknya. Jika burukpun perbaikilah, namun jika tak bisa, biarkan sosok laki-laki nanti yang bantu memperbaikinya. Janganlah takut untuk memperindah akhlak, hanya karena khawatir laki-lakinya tak seindah kita akhlaknya. Bolehlah percaya diri seperti itu, tapi percayalah, wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, jadi tak usah risaukan hal itu. Mungkin kata-kata ini patut dibaca, bahwa tulang rusuk yang teramat bengkok tak akan cocok dengan yang agak lurus. Bila sekiranya yang kita dapatkan buruk, percayalah Tuhan tidak akan lupa dengan janjinya. Tunggu saja, mungkin saat ini bukanlahh waktu yang tepat mendapatkan keindahan akhlaknya, mungkin nanti.. Percayalah, "nanti" itu akan datang di saat waktu yang terbaik. Percayalah, tak ada ruginya percaya pada Sang Maha Amanat. Sebab itu, perbaikilah akhlak kita sekarang, agar "dia yang baik" tak ragu membantu kita memperbaiki akhlak  kita yang lain.
Ini hanyalah dialog tersirat untuk dia, tidak mengandung kebenaran di dalamnya. Jika ingin didengar silahkan saja, tapi jika tidak pun itu tak masalah.

Deskar